Aku berencana melamar mery, seorang gadis beumur 22 tahun yang sudah menjadi pacarku, selama 2 tahun ini
Namun harapanku kandas ketika dia menolaknya,
Dengan rasa kecewa yang susah untuk aku sembunyikan, aku bertanya mengenai penolakannya itu
Tapi dengan entengnya mery menjawab jika dia belum siap untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius
Lagipula ayahnya juga gak bakal setuju jika dia menikah denganku
Berat rasanya menerima penolakan seperti itu, tapi aku menghormati keputusannya
Mungkin benar kata mery, jika orang tuanya juga bakal menolak aku untuk menjadi menantunya
Karena aku hanya seorang pegawai kecil, yang punya penghasilan pas pasan
Dan hal itu wajar saja, karena orang tua mery pasti takut, jika mery akan menderita setelah menikah denganku
Namun sejak aku mengutarakan maksud baikku untuk melamarnya, mery semakin hari, semakin berusaha untuk menjauh dariku
Ada rasa curiga, aku merasa ada yang aneh dengan perilakunya itu
Dan sudah 2 minggu ini aku bahkan tidak bertemu dengannya
Chat dan telfonku di acuhkan saja
Aku bingung akan sikapnya, aku menganggap jika seperti ini, berarti dia selama ini tidak serius dan hanya bermain-main denganku saja
Aku marah pada mery, aku juga marah pada diriku sendiri, bagaimana bisa aku dipermainkan oleh wanita yang selama ini kuanggap mencintaiku
Ternyata semua itu harapan palsu, niat baikku dia balas dengan sikapnya yang acuh dan tidak menghargai perasaanku sama sekali
Tapi baiklah, aku harus tahu diri, aku tidak akan memaksakan keinginanku untuk lebih dekat dengannya
Aku memilih mundur dan mencoba melupakan dia
Memang bukan perkara mudah untuk melupakan seorang wanita, yang aku anggap akan menjadi pendamping hidupku
Tapi ya sudahlah, lebih baik aku mencari wanita lain yang ingin serius untuk membina rumah tangga
Bukan wanita seperti mery yang masih ingin having fun tanpa memikirkan hubungan yang serius dengan laki laki
Satu bulan sudah berlalu, walau aku sudah berusaha keras untuk melupakan mery, tapi bukannya aku bisa melupakan dia, namun justru aku semakin rindu padanya
Malam hari sepulang kerja shift malam, aku sengaja mengendarai motorku melewati depan rumahnya
Jantungku berdegup kencang, ketika aku tepat berada di depan rumah mery
Rumah mery seperti tidak berpenghuni, gelap gulita tanpa ada penerangan sama sekali
Ada yang aneh menurutku, apakah dia dan keluarganya sudah pindah dari tempat ini?
Ditengah kekalutanku, aku teringat untuk berusaha mencari tahu kabar dan menghubungi mery melalui hp
Lalu aku pun menelfonnya, panggilanku tersambung dan ada yang mengangkatnya, tapi tidak ada sahutan sama sekali, hanya bunyi noise seperti suara statis tv
Namun tiba tiba darahku berdesir, aku mendengar suara wanita menangis, kupanggil panggil nama mery berulang kali, karena sepertinya itu suara mery yang sedang menangis
Tapi tidak ada jawaban sama sekali, dan tiba tiba panggilan telfonku terputus
Dengan panik aku mencoba menelfon mery lagi, tapi tidak tersambung, nomor hp mery sepertinya tidak aktif
Aku lalu berusaha menenangkan diri, dan menatap rumah mery dengan pandangan kosong
Aku kini merasa sangat bersalah, aku yakin ada sesuatu yang buruk sedang menimpanya
Ditengah lamunanku, tiba ada suara seorang wanita memanggilku
Dan tampak seorang wanita paruh baya berdiri di sampingku sambil menatapku dengan pandangan penuh selidik
Wanita itu bertanya sedang apa aku disini?
Lalu aku menceritakan jika aku adalah bekas mantan pacar mery
Dan sekaligus bertanya pada wanita itu tentang keadaan mery
Sambil menghela nafas, wanita itu mulai menceritakan kisah yang dialami oleh mery dan keluarganya
Rupanya 2 minggu yang lalu mery telah meninggal karena dibunuh oleh ayahnya
Dan motif pembunuhan itu masih simpang siur karena ayahnya tidak mau mengakuinya
Rupanya ayah mery seorang psikopat yang tega membunuh anaknya sendiri
Setelah perkataan itu, wanita tadi meninggalkan aku sendirian di depan rumah mery
Aku jadi merinding mendengar cerita itu
Entah aku tidak tahu harus berbuat apa
Segera saja aku pergi meninggalkan rumah mery, dan perasaanku campur aduk saat itu
Antara sedih dan juga menyesal, tapi aku juga merasa senang saat itu
Ya aku senang sekali, karena tidak ada yang tahu jika yang membunuh mery adalah aku
Dan jebakanku berhasil sehingga ayah mery dituduh pelakunya
Tapi aku sebenarnya sangat sedih dan menyesal, karena sebenarnya aku sangat mencintai mery