17 tahun aku menikah dan sudah mempunyai 2 anak perempuan yang cantik
Anak yang paling besar berumur 15 tahun dan yang kecil berumur 12 tahun
Mereka berdua adalah segalanya bagiku
Aku begitu menyayangi mereka
Dan aku juga beruntung memiliki 2 orang anak perempuan seperti mereka itu
Mereka berdua penurut dan tidak pernah menuntut hal yang aneh aneh
Aku bersyukur mempunyai mereka
Seandainya istriku masih hidup
Tentu kebahagiaanku akan lengkap
Ya istriku meninggal 5 tahun yang lalu karena sakit yang dideritanya
Jadi saat ini ini aku mengasuh sendiri kedua anakku
dan itu aku lakukan semua sambil bekerja untuk mencari uang guna mencukupi kebutuhan mereka berdua Dan juga untuk kebutuhan kami sehari-harinya
Jadi saat ini selama aku bekerja
mereka mengurus kebutuhan mereka sendiri, termasuk urusan menyiapkan keperluan sekolah
Untunglah mereka sudah menginjak usia remaja
Sebenarnya aku tidak tega melihat hal itu, tapi mau gimana lagi, keadaan yang membuat seperti itu
Dan saat ini aku sedang dalam kebimbangan karena terus terang Aku ingin kembali menikah dan mempunyai istri lagi
Aku ingin ada yang menjaga dan merawat mereka
Tapi aku takut jika nanti istri baruku tidak disukai oleh anak-anak
Dan yang lebih menakutkan lagi jika nanti istri baruku tidak bisa mengurus anak-anakku dan cenderung bersikap kasar serta kurang menyayangi mereka
Namun tidak dapat aku pungkiri hasrat untuk menikah lagi begitu menggebu di hatiku
Ditambah lagi aku sudah mempunyai calon seorang wanita yang sudah menjalin hubungan denganku setahun belakangan ini
Dia adalah seorang janda tanpa anak yang umurnya 5 tahun lebih muda dariku
Dia sudah tahu tentang diriku bahwa aku seorang duda dengan 2 orang anak dan dia tidak mempermasalahkan hal itu
Yang aku lihat dan aku rasakan dia adalah calon yang tepat untuk istriku dan calon ibu yang tepat untuk kedua anakku
Dia adalah wanita yang sabar dan juga sayang kepada anak-anak
Sudah dua kali dia aku ajak ke rumahku
dan sudah dua kali juga mereka bertemu dengan anak-anakku
selama ini yang Kulihat dia tidak Canggung berhadapan dengan anak kecil dan tampak sangat perhatian dan sayang kepada anak-anakku
Tapi tidak demikian dengan anak2x ku, mereka terlihat tidak menyukai calon ibu tirinya
Melihat hal itu aku jadi berpikir untuk mengurungkan niat menikah lagi
Tapi aku kesepian, aku ingin ada seorang wanita yang bisa menemani aku dan menjadi tempat berbagi sekaligus tempat bersandar jika aku sedang susah
Dan juga untuk berbagi kasih sayang
Namun mau bagaimana lagi, melihat gelagat anak2x seperti itu, aku juga tidak tega untuk memaksakan mereka
Lalu dengan berat hati aku mengutarakan maksud hati untuk menikah lagi kepada 2 anak perempuanku itu
Dan seperti dugaanku mereka menolak keras keinginanku itu
Mereka bilang jika aku sudah tidak mencintai almarhum ibu mereka lagi
Aku jadi bingung dan juga sedih, namun aku menempatkan kepentingan mereka diatas kepentinganku sendiri
Aku membatalkan rencana untuk menikah lagi
Sebenarnya hatiku hancur, tapi demi mereka berdua aku jalani saja semua itu
Aku memberitahu keputusanku kepada calon istriku dan dia menerimanya dengan lapang dada
Dia berkata mungkin kami tidak berjodoh
Walaupun usiaku tidak muda lagi namun aku masih bisa merasakan Patah Hati
Hari-hari aku jalani tanpa semangat namun aku tetap berusaha Tegar di hadapan kedua putriku
Aku tidak ingin mereka tahu bahwa aku terluka dengan batalnya Aku menikah
Aku juga tidak ingin mereka tahu jika aku sedang patah hati karena hubunganku dengan wanita yang kuharapkan menjadi istriku itu telah kandas
Lalu hari-hari aku lalui seperti biasanya
mengurus kedua putriku dan bekerja mencari uang
sampai tak terasa setahun sudah berlalu
sampai Suatu sore ada seseorang datang ke rumahku dengan mengantarkan surat undangan pernikahan
Ketika aku membuka surat undangan itu hatiku bergetar
Ternyata surat undangan pernikahan itu dari dirinya
Wanita yang rencananya aku pinang sebagai istriku
Dia kini telah menjadi milik orang lain
Dia akan menikah dan meninggalkanku sendiri
Setelah membaca surat undangan itu tubuhku lemas dan terduduk di kursi seperti tidak ada tulang lagi yang menyanggah tubuhku
Hatiku merasa hancur dan benar-benar merasa kehilangan
Aku tidak menyangka dia bakal menikah secepat ini
Setelah itu aku menjalani hari-hariku dengan penuh kesedihan
aku jadi tidak bersemangat menjalani kehidupanku lagi
namun aku Berusaha tetap menutupi kesedihanku dan tidak menunjukkan kepada anak-anakku
Aku jadi banyak melamun belakangan ini dan tanpa aku sadari ternyata kedua Anak perempuanku itu memperhatikan perubahan sikapku
Dan suatu malam ketika aku Aku sedang menyendiri di teras depan rumah tiba-tiba kedua anakku datang Mereka tampak sedih dan menangis serta memeluk aku
Aku jadi bingung akan apa yang menimpa mereka dan dengan perasaan cemas aku bertanya kepada mereka Kenapa mereka bersedih dan menangis
Lalu anakku yang bungsu menyodorkan undangan pernikahan wanita itu
aku bingung dari mana mereka mendapatkan surat itu
dan dengan masih menangis mereka mengatakan menemukan itu ketika membersihkan tempat tidurku
mereka meminta maaf karena telah begitu egois kepadaku dengan tidak merestui rencana aku untuk menikah lagi
mereka tidak tahu jika hal itu akan menyakiti hatiku
Lalu aku peluk mereka dan mengatakan Jika semua itu bukan salah mereka
Aku juga mengatakan pada mereka bahwa mereka berdua adalah hal yang paling penting dalam kehidupanku
Aku tidak ingin anak-anakku hidup susah dan menderita demi menuruti keinginanku
Mereka berdua terus memelukku sambil menangis dan meminta maaf dan berjanji jika aku ingin menikah lagi maka mereka akan merestuinya