Ubi rebus

Seorang wanita tampak menaruh sepotong ubi rebus yang dia bungkus dengan plastik dan dia letakkan diatas papan kayu didepan rumahnya, dia melakukan itu setiap hari karena dia ingin beramal kepada orang yang kelaparan yang kebetulan lewat didepan rumahnya, ketika tidak beberapa lama tampak seorang tua yang berpakaian lusuh mengambil sepotong ubi rebus tadi, dan berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun, wanita itu tampak jengkel sambil berkata dalam hati “dasar orang tua tidak tahu terima kasih, sudah dikasih makanan malah tidak mengucapkan terima kasih”.

ubi rebus

Dan keesokan harinya wanita itu mengulangi kebiasaannya, dan kembali orang tua itu datang mengambil ubi rebus tanpa mengucapkan sepatah katapun, begitulah kejadian tersebut terjadi berulang kali setiap harinya.Lama kelamaan wanita itu jengkel juga, sampai pada suatu hari dia nekat memberi ubi yang sudah basi, setelah menaruhnya, tiba-tiba wanita itu dengan cemas dan menyesal mengambil kembali ubi rebus itu, “ya Tuhan mengapa aku begitu kejam, hanya karena merasa tidak dihargai aku malah akan memberi ubi rebus basi kepada orang tua itu, aku kan sudah niat beramal, jadi harus ikhlas, dan tidak boleh mengharapkan imbalan walaupun hanya sekedar ucapan terima kasih” wanita itu berkata sambil mengambil ubi basi itu lalu membuangnya dan dia ganti dengan ubi rebus yang baru seperti biasanya.
Tak terasa hari telah malam, dan wanita itu tampak sedih karena teringat akan anaknya yang telah pergi merantau setahun lalu, dan sampai sekarang tidak pernah sekalipun memberi kabar kepadanya, wanita itu setiap malam cemas karena selalu teringat anaknya dan takut kalau terjadi sesuatu yang buruk, tetapi seketika terdengar ketukan dipintu rumahnya, setelah pintu dibuka ternyata anak yang dia cemaskan tiba-tiba muncul didepan matanya, keadaannya tampak memprihatinkan, pakaiannya lusuh dan tubuhnya sangat kurus, dengan suka cita segera saja dia memeluknya sambil bertanya “ada apa dengan kamu nak, kenapa keadaanmu seperti ini ?”, dan anaknya menjawab “maafkan aku bu, seminggu yang lalu ketika akan pulang, aku terluka karena dirampok orang dan aku dibuang ditepi hutan, untunglah aku dirawat oleh seorang pengemis tua, dia merawatku setiap hari didalam gubuknya, dan memberiku makan setiap hari pula walaupun hanya dengan ubi rebus, yang katanya diberi oleh seorang wanita yang sangat dermawan”.(Berbagai sumber).