Aku selamanya mencintaimu

Hari ini saya memeriksakan kondisi kesehatan tubuh saya yang akhir ini sering pegal dan linu yang saya rasakan pada seluruh tulang, kalau menurut saya mungkin terlalu kecapaian, karena memang minggu-minggu ini pekerjaan saya luar biasa menumpuk, kebetulan waktu itu sedang ramai pasien, jadi otomatis harus antri menunggu giliran untuk diperiksa, dan tanpa sadar saya dari tadi memperhatikan seorang kakek yang juga menunggu antrian, kakek itu tampak begitu gelisah dan berulang kali melihat jam tangan yang dia kenakan, saya pun penasaran dan akhirnya saya bertanya kepada kakek itu :

kakek nenek

Saya : Kakek kenapa kelihatannya gelisah, apa kakek sedang terburu-buru?

Kakek : Oh iya nak, soalnya kakek satu jam lagi ada keperluan mendesak.

Saya : Kalau kakek mau, nomor antrian kakek ditukar dengan punya saya, jadi kakek bisa duluan untuk diperiksa.

Kakek : Sungguh ?? terima kasih ya nak, sudah mau menolong kakek.

Saya : Tidak masalah kek, lagian saya sedang tidak terburu-buru, kalau saya boleh tanya kakek mau kemana sehabis ini, kok kelihatannya penting sekali?

Kakek : Kakek habis ini mau makan siang bersama istri kakek, tapi dia sekarang tinggal di rumah lansia.

Saya : Begitu ya kek, jadi nanti istri kakek marah kalau kakek terlambat datang?

Kakek : Ya begitulah.. tapi istri kakek itu menderita penyakit pikun, jadi dia tidak ingat lagi siapa kakek.

Saya : Lho.. kalau istri kakek tidak ingat lagi siapa kakek, kenapa kakek masih selalu menemuinya setiap hari?

Kakek : Ya nak… tapi kan kakek masih ingat siapa dia.

Mendengar jawaban kakek itu, pikiran saya menerawang, saya merasa kagum akan besarnya cinta kakek itu kepada istrinya, sambil berharap supaya saya mempunyai perasaan cinta yang sama besar juga kepada istri nantinya.(Berbagai sumber).