Kakek : Oh iya nak, soalnya kakek satu jam lagi ada keperluan mendesak.
Saya : Kalau kakek mau, nomor antrian kakek ditukar dengan punya saya, jadi kakek bisa duluan untuk diperiksa.
Kakek : Sungguh ?? terima kasih ya nak, sudah mau menolong kakek.
Saya : Tidak masalah kek, lagian saya sedang tidak terburu-buru, kalau saya boleh tanya kakek mau kemana sehabis ini, kok kelihatannya penting sekali?
Kakek : Kakek habis ini mau makan siang bersama istri kakek, tapi dia sekarang tinggal di rumah lansia.
Saya : Begitu ya kek, jadi nanti istri kakek marah kalau kakek terlambat datang?
Kakek : Ya begitulah.. tapi istri kakek itu menderita penyakit pikun, jadi dia tidak ingat lagi siapa kakek.
Saya : Lho.. kalau istri kakek tidak ingat lagi siapa kakek, kenapa kakek masih selalu menemuinya setiap hari?
Kakek : Ya nak… tapi kan kakek masih ingat siapa dia.
Mendengar jawaban kakek itu, pikiran saya menerawang, saya merasa kagum akan besarnya cinta kakek itu kepada istrinya, sambil berharap supaya saya mempunyai perasaan cinta yang sama besar juga kepada istri nantinya.(Berbagai sumber).