Herman dan ibunya saat ini tinggal di sebuah apartemen yang berada dipinggir kota.
Mereka berdua tinggal di lantai 12, lantai paling tinggi di gedung apartemen itu.
Apartemen yang mereka tinggali tergolong apartemen yang sudah tua, dan tidak banyak yang tinggal disana.
Walau harga sewa ditempat itu tergolong murah, tapi tetap saja apartemen itu sepi penghuni.
Mungkin yang jadi penyebabnya adalah kabar jika apartemen itu angker
Tapi lebih tepatnya yang angker adalah lift yang berada di dalam apartemen itu.
Terdengar kabar jika ada hantu perempuan yang menyeramkan tinggal didalam lift itu, hantu itu akan menculik siapapun yang masuk kedalamnya
Namun ibu herman tidak terlalu memperdulikan akan hal, yang penting dia dan herman punya tempat tinggal.
Dan bahkan sang ibu pun selalu menggunakan lift itu setiap harinya.
Tapi tidak dengan herman, dia ketakutan setengah mati untuk menggunakan lift itu. Jadi untuk naik turun apartemen dia menggunakan tangga biasa, dan tentu hal itu sangat melelahkan.
Herman baru berani menggunakan lift jika bersama dengan ibunya. Bahkan dia sama sekali belum pernah melihat tetangga apartemennya menggunakan lift itu.
Jadi nyali herman semakin ciut walaupun hanya sekedar lewat depan lift itu saja.
Ayah herman sudah lama meninggal, jadi ibunya terpaksa bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua. Sedangkan herman saat ini sudah sekolah di kelas 10
Suatu malam herman yang sekolah masuk siang, terlambat pulang kerumah, akibatnya dia sampai di apartemen malam hari. Waktu itu baru sekitar pukul 6 malam.
Tapi kondisi apartemen sudah sangat sepi sekali, herman tidak melihat seorangpun disana. Ada rasa ragu ketika herman akan naik kelantai tempat dia tinggal.
Ingin naik lift tapi takut, mau naik tangga juga tubuh herman terasa lelah sekali. Ditengah keraguannya tiba-tiba ada yang menepuk pundak herman.
Herman terperanjat, tapi ternyata sang ibu yang menepuk pundaknya. Dia tersenyum dan menyapa ibunya. Ah syukurlah ada ibu.
Kenapa kalau ada ibu nak, ibu herman tersenyum kepadanya. Aku mau naik lift takut bu, tapi mau lewat tangga aku lagi capek nih, herman berkata sambil tertawa kecil.
Ya udah ayo naik lift sama ibu. Ibu herman berkata sambil melangkah menuju lift. Lalu herman mengikutinya.
Walaupun sudah ada ibu yang menemaninya herman tetap saja was-was. Terlihat dari raut mukanya yang terlihat tegang.
Gak usah tegang gitu dong nak, ibu herman berkata untuk menenangkannya. Iya bu, aku nervous banget nih, tapi untunģlah ada ibu yang nemenin aku, herman berkata dengan suara lirih.
Emang kenapa kalau ada ibu? Ibu herman bertanya sambil tertawa. Ya enak bu kan aku jadi gak takut lagi. Lalu entah kenapa tiba-tiba tubuh herman merinding.
Herman merasa hawa didalam lift menjadi dingin seketika, dan bulu kuduk di tubuhnya berdiri. Herman pun mencoba beringsut ke tubuh ibunya.
Tapi belum sempat dia bergerak, tiba-tiba herman mendengar ibunya mengatakan sesuatu, "apa kamu masih menganggap kalau aku benar-benar ibumu?"
Seketika herman mendengar suara ibunya tertawa, dan semakin lama tawa ibunya semakin aneh dan menyeramkan.
Tubuh herman bergetar ketakutan dan secara spontan dia melihat kearah ibunya, disana dia tidak lagi melihat ibunya, tapi herman melihat hantu wanita berpakain putih berlumur darah dengan senyum yang menyeramkan.