Secantik bidadari

Tak terasa usiaku sekarang sudah tiga puluh tahun, sampai sekarang jangankan menikah, punya pacar pun aku belum pernah, mungkin karena kakiku yang cacat, wajahku yang jelek serta bentuk tubuhku yang pendek dan gemuk, jadi laki-laki tidak ada yang tertarik kepadaku.
Cuaca sore itu sangat dingin sekali sementara gerimis turun tak berhenti dari siang tadi, dengan membawa payung aku menyusuri jalan, dan dengan tak sengaja tiba-tiba mataku melihat seorang gadis kecil berpakaian lusuh sedang menengadahkan wajahnya kelangit, penasaran maka aku coba menghampiri gadis kecil itu dan bertanya “hai.. adik kecil sedang melakukan apa?”….gadis itu terlihat seperti mencari arah suaraku,”oh ternyata gadis kecil ini buta, kasihan sekali dia”kataku dalam hati, kemudian gadis kecil itu menyahut “hai juga kakak.. aku sedang berdoa, supaya Tuhan memberi aku selimut dan makanan untuk ibuku yang sedang sakit ”, iba sekali aku melihat gadis ini, kemudian setelah berpamitan kepada gadis itu, aku langsung bergegas untuk membelikan dia selimut serta makanan untuk dia dan ibunya.


Setelah itu aku kembali kepada gadis kecil itu, lalu segera saja aku serahkan selimut serta makanan yang aku beli tadi, dengan tersenyum dan wajah yang terlihat sangat senang dia mengucapkan terima kasih atas semua pemberianku, maka langsung saja aku gandeng tangan gadis itu untuk aku antar pulang kerumahnya, ditengah jalan gadis itu bertanya kepadaku “hai kakak… apakah kakak adalah bidadari yang disuruh Tuhan untuk memberi aku makanan dan selimut?”… “bukan sayang, kakak hanya manusia biasa seperti kamu”….”kalau begitu kakak pasti cantik seperti bidadari”.. mendengar kata-kata polos gadis itu tak terasa jatuh air mataku dan dalam hati aku berkata “semua orang selalu melihat aku hanya dengan matanya, tapi gadis kecil ini melihat aku hanya dengan hatinya, buat orang lain aku memang jelek, tapi bagi gadis kecil ini, aku secantik bidadari”.